Tindakan mulia ditunjukan oleh sebuah keluarga di Cungkrungan, Blangwetan, Klaten. Keluarga tersebut memberangkatkan pembantu rumah tangganya yang telah bekerja di keluarganya selama 37 tahun.
Adalah Tukiyem (52) nama pembantu itu, sejak usia 15 tahun Tukiyem sudah bekerja di rumah keluarga Iriani, ketika orang tua dari Iriana masih hidup, Iriana mengaku sudah menganggap Tukiyem sebagai keluarga sendiri. Ketika naik haji nanti Iriana akan menemani Tukiyem sebagai ganti Ibunya atu majikan Tukiyem terdahulu yang sudah meninggal.
“Mamak sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri. Mengabdi dari zaman bapak dan ibu saya. Dan kini ia masih setia. Dia (Tukiyem, red) juga merawat ibu saya ketika beliau sakit hingga meninggal. Nanti saya ikut mendampingi mamak, sebagai ganti ibu saya yang telah meninggal,” ujar Iriana, dikutip dari Tribun News, Selasa (23/9/2014).
Saking dekatnya hubungan Tukiyem dengan keluarga majikannya itu, ketiga putra dari Iriani bahkan memanggil pembantunya itu dengan panggilan Mamak (Ibu, red). Iriani mengatakan, memberangkatkan haji Tukiyem adalah bentuk balas budi, karena telah merawat ibunya saat sedang sakit hingga meninggal.
Baca juga:
Wanita yang kesehariannya bekerja di Polda DIY itu mengaku tidak menghitung biaya yang dia keluarkan untuk memberangkatkan haji Tukiyem. Iriani juga mengatakan bahwa Tukiyem turut membantu biaya hajinya sendiri lewat tabungannya.
“Ya tidak dihitung wong mamak sudah saya anggap sebagai saudara sendiri kok. Namun ya ia juga ikut membantu selain saya juga,” terangnya.
Sementara itu, Tukiyem mengaku bersyukur bisa melaksanakan ibadah haji, menurutnya, adalah sebuah berkah dari Allah diberikan kesempatan berkunjung ke Mekah. Tukiyem juga menegaskan bahwa sepulang haji dia akan tetap kembali bekerja dengan keluarga Iriani.
“Saya senang bisa sowan ke rumah Allah, Sehabis haji saya ya tetap kembali ke sini,” kata Tukiyem.