Maniak Game Tewas Setelah Main Game DotA Tanpa Henti Selama 22 Hari

Oleh: - 4 September 2015  |

Instagram

Rustam, Maniak Game DotA
Rustam, Maniak Game DotA (Mirror)

Rustam,17 tahun, remaja asal kota Uchaly, Republik Bashkortostan, Rusia, dilaporkan tewas setelah bermain game online selama 22 hari. Awalnya, Rustam mengalami patah kaki dan harus beristirahat di rumahnya hingga patah kaki yang dia alami sembuh.

Selama menunggu patah kakinya sembuh, Rustam memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bermain game. Game yang dipilih Rustam untuk menghabiskan waktu berjudul Defence of the Ancients atau juga lebih dikenal dengan nama game DotA.

“Sejak 8 Agustus, setelah kakinya patah, dia menghabiskan waktunya di rumah bermain game online,” ungkap Svetlana Abramova, juru bicara kepolisian Uchaly, dikutip dari Mirror, Jumat,4 September 2015.

Svetlana juga mengungkapkan bahwa game DotA memang salah satu game favorit Rustam sejak dia belum mengalami patah kaki. Setidaknya, sejak enam bulan lalu Rustam telah menghabiskan waktu hingga 20 ribu jam untuk bermain DotA, dengan rata-rata 6,5 jam per harinya.

Sayang ketika mengalami patah tulang, Rustam tidak menjaga ritme bermain DotA-nya sama dengan sebelumnya,6,5 jam per hari. Rustam malah hampir tanpa henti bermain dota setiap harinya. Dia hanya berisitirahat saat makan dan tidur, tidurnya pun juga tidak lama.

Baca juga:

“Dalam 22 hari terakhir, korban diduga bermain game nyaris tanpa henti. Dia berhenti hanya untuk tidur sejenak dan menyantap kudapan,” terangnya.

Puncaknya pada 30 Agustus 2015 lalu, ketika kedua orangtuanya curiga tidak ada suara gemertak keyboard dari kamar Rustam seperti biasanya. Orangtua Rustam lalu mendapati anaknya sudah dalam keadaan kritis lalu membawanya ke Rumah Sakit. Rustam meninggal dunia sesaat setelah sampai di rumah sakit.

Azat Hafizov, pakar kesehatan Rusia mengatakan bahwa Rustam kemungkinan besar meninggal akibat adanya pembekuan darah yang lazim terjadi pada orang yang mengalami patah tulang. Pembekuan darah seperti itu juga kadang terjadi pada penumpang pesawat yang menempuh rute penerbangan jarak jauh yang harus duduk berjam-jam.

“Tubuhnya kemungkinan mengalami pembekuan darah yang berujung kematian. Kasus pembekuan darah terjadi pada separuh orang yang mengalami patah tulang,” kata Azat Hafizov.

Berita Terkait.

Tinggalkan Balasan